Inilalh 7 Golongan Orang Bila Berdoa Segera Dikabulkan Oleh Allah SWT
Hadist-hadist
yang menerangkan tentang doa yang diijabah atau yang dikabulkan Allah swt :
Dari
Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga do’a yang diijabah,
tidak ada keraguan padanya: Do’a orang yang dizhalim, do’a orang yang sedang
bepergian, dan do’a orangtua terhadap anaknya. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu
Majah).
Dari
Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga orang yang do’anya tidak
ditolak, do’a orang yang shaum sampai ia berbuka, do’a pemimpin yang adil, dan
do’a orang yang dizhalimi, Allah mengangkatnya di atas mega. Dan Allah
membukakan baginyapintu-pintu lamhit, dan berfirman, demi kemuliaan-Ku, Aku
akan menolongmu walaupun sampai akhir zaman. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah).
Do’a
seorang muslim kepada saudaranya di belakangnya (dari jauh) diijabah (HR.
Muslim)
Empat
orang yang do’anya diijabah; pemimpin yang adil, seseorang yang mendo’akan
saudaranya di belakangnya, do’a orang yang dizhalimi, dan seorang yang
mendo’akan orang tuanya. (HR. Abu Nu’aim dari Watsilah)
Dari
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah Azza wa
jalla mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Lalu si hamba itu
bertanya, Ya Rabbi, saya mendapatkan semua ini dari mana? Maka Allah menjawab,
Berkat permohonan ampunan anakmu bagimu. (HR. Ahmad)
1.Orang Yang dizhalimi
Do’a
orang yang dizhalim itu diangkat di atas langit dan Allah membukakan baginya
pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, Demi kemulian-Ku Aku akan menolongmu
walau sampai akhir jaman.
Bahkan
ada hadits yang menerangkan bahwa idak ada hijab antara Allah dengan orang yang
dizhalimi ketika ia berdo’a kepada Allah. Dan do’a orang yang dizhalimi itu
tetap akan diijabah meskipun ia orang yang durhaka. Oleh karena itu,
berhati-hatilah terhadap perbuatan zhalim, termasuk kepada istri dan anak,
karena do’a mereka besar kemungkinan akan diijabah oleh Allah.
2. Orang Yang Sedang Bepergian
Ketika
sedang bepergian, sebaiknya kita mendo’akan keluarga yang ditinggalkan, karena
termasuk orang yang besar harapan diijabah.
3. Orang tua kepada Anaknya
Do’a seorang ibu, pasti diijabah walaupun ia mendo’akan kejelekan bagi anaknya.
Sebagai
ibrah, dapat kita perhatikan tentang kisah Juraij, seorang yang ahli ibadah,
ketika sedang shalat, ia dipanggil oleh ibunya, namun ia berpikir lebih baik
melanjutkan shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi panggilan ibunya. Namun
ternyata ibunya tidak ridho, merasa sakit hati dan ia berdo’a kepada Allah,
“Yaa Allah, janganlah Engkau matikan dia sebelum ia dipermalukan”. Ternyata
do’a ibu tersebut diijabah oleh Allah. Pada suatu hari, ketia Juraij sedang
berada di rumahnya, datang kepadanya seorang wanita binal menggodanya, namun
Juraij menolaknya. Wanita tersebut, merasa sakit hati, lalu ia berzinah dengan
seorang penggembala, lalu ia hamil dan melahirkan seorang bayi, dan ia umumkan
kepada masyarakat bahwa bayinya itu merupakan hasil perbuatan mesumnya dengan
Juraij. Tentu saja Juraiz sulit membantah, sehingga masyarakat marah kepadanya
dan menghancurkan rumahnya. Lalu Juraij shlat dua rakaat dan mohon kepada Allah
agar ditunjukkan kebenarannya. Lalu Juraij mendatangi anak tersebut dan
bertanya kepadanya, siapa ayahmu? Bayi tersebut menjawab, ayahku adalah seorang
penggembala.
4. Orang Yang Shaum sampai berbuka
Orang yang sedang shaum, baik shaum wajib ataupun sunat, do’anya akan diijabah
oleh Allah sehingga ia berbuka dari shaumnya.
5. Pemimpin yang Adil
Pemimpin yang adil itu selain membawan mashlahat bagi rakyatnya, ia pun do’anya
diijabah oleh Allah.
6. Seorang Muslim kepada saudaranya
Dalam tradisi kita, meminta dido’akan itu suka dihadapan kita. Padahal justru
do’a yang diijabah itu adalah do’a dari sesama muslim tanpa sepengetahuan dari
orang yang dido’akannya.
Biasanya
do’a yang diucapkan di hadapan orang yang dido’akannya memliki kecenderungan
pamrih. Sementara doa yang dipanjatkan dibelakang rang yang dido’akannya
menunjukkan kualitas keikhlasan do’anya serta adanya hubungan batin di antara
mereka.
7. Anak yang Mendo’akan orang tuanya
Do’a seorang anak kepada orang tuanya memiliki kualitas yang sama dengan do’a
orang tua kepada anaknya. Do’a seorang anak kepada orang tuanya didasari dengan
kecintaan. Sehingga ketika berdo’a dipenuhi dengan keikhlasan dan kekhusuan.
Saat-saat Mustajabnya Do’a
1. Dua pertiga malam.
Dari
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita Yang Maha Berkah
dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam, pada sepertiga malam
terakhir dan berfirman, Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Aku kabulkan,
barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan barangsiapa yang memohon
ampunan-Ku pasti Aku ampuni . (HR. Bukhari)
2. Antara adzan dan qomat
Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Do’a antara adzan dan
qomat tidak ditolak, maka berdo’alah kamu. (HR. Ahmad)
3. Waktu Jum’at
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw menerangkan bahwa pada hari Jum’at
ada satu waktu yang seorang muslim berdo’a kepada Allah Ta’ala dalam shalatnya
bertepatan dengan waktu itu, pasti Allah akan memenuhinya. Nabi berisyarat
dengan tangannya, menimbang-nimbangnya. (HR. Bukhari)
4. Sesudah Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah ia berkata, Rasul ditanya, Ya Rasulallah, do’a yang manakah
yang akan didengar (oleh Allah), beliau menjawab, ketika tengah malam terakhir
dan setiap selesai shalat yang wajib. (HR. Tirmidzi)
Tiga
yang pertama, saat-saat mustajab do’a, dilakukan dalam shalat. Yaitu ketika
shalat tahajud yang dilakukan pada dua pertiga malam, ketika shalat sunat
setelah adzan sebelum qomat, dan ketika sholat jum’at. Berdasarkan firman
Allah,
Adapun
kesempatan kita untuk berdo’a dalam shalat tersebut dilakukan ketika sujud dan
setelah do’a tasyahud akhir. Rasulullah saw bersabda:
Ingatlah,
sesungguhnya aku dilarang membaca al-Qur’an sambil ruku’ atau sujud. Pada waktu
ruku’ maka agungkanlah Allah Azza wa Jalla. Adapun pada waktu sujud
bersungguh-sungguhlah berdo’a, besar harapan do’a kamu akan diijabah. (HR.
Muslim)
Dari
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Saat yang paling dekat
seseorang dengan Tuhannya, ketika ia sujud, maka perbanyaklah olehmu do’a. (HR.
Muslim)
Apabila
seseorang di antara kamu selesai tasyahud akhir, maka berlindung dirilah kepada
Allah dari empat perkara; dari azab jahannam, dari gangguan waktu hidup dan
mati, dan dari kejahatan al-masiih al-dajjal. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abi
Hurairah.
Do’a-do’a yang diajarkan Oleh Rasul
dalam shalat (ketika sujud atau setelah tasyahhud akhir)
Dari
Aisyah, Istri Rasulullah saw, ia mengabarkan bahwasanya Rasulullah saw pernah
berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii a’uudzu bika …, “Ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari azad kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari finah
al-masih al-Dajjal, aku berlindung kepadamu dari fitnah hidup dan fitnah mati,
aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan tenggelam dalam hutang.
Sesungguhnya
seorang yang berhutang biasanya kalau ditagih, bicaranya suka dusta,janjinya
suka dikianati.
Dari
Syaddad bin ‘Aus bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya,
allaahumma innii as-aluka …, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu ketetapan dalam
urusanku,
Dari
Abu baker al-Shiddiq, ia pernah berkata kepada Rasul, “Ajarilah aku suatu do’a
yang akan aku panjatkan dalam shalatku! Rasul menjawab, bacalah, Allaahumma
innii zhalamtu … “Ya Allah aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan
kezhaliman yang besar, Tidak ada dzat yang dapat mengampuni seluruh dosa
kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku,
sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Dari
abu Hurairah, dari Aisyah, ia berkata, pada suatu malam, akau kehilangan
Rasulullah saw dari tempat tidur, maka aku mencarinya, lalu dua tanganku
mengenai kedua telapak kakinya yang lagi berdiri tegak (sedang sujud),
sedangkan beliau sedang berada di masjid, waktu itu beliau berdo’a, allaahumma
a’uudzu biridhaaka …, Yaa Allah aku berlindung dengan keridhan-Mu dari
kemurkaan-Mu dan dengan ampunan-Mu dari azabMu, aku berlindung kepada-Mu
dari-Mu, tidak terhitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaiman yang Engkau
sanjungkan terhadap dari-Mu.
Dari
Abu hurairah, ia berkata, Rasulullah saw berdiri untuk melaksanakan shalat,
maka kami pun berdiri bersamanya. Seorang arab berdo’a dalam shalat tersebut,
yaa Allah rahmatilah saya dan nabi Muhammad, dan janganlah kau berikan rahmat
bersama kami kepada yang lainnya, setelah selesai salam, beliau berkata kepada
orang arab tersebut, kamu ini serakah, masih banyak orang yang mengharapkan
rahmat Allah.